Selasa, 22 Februari 2011

komponen kecakapan

BAB 11
PEMBAHASAN

A. Kecakapan untuk hidup.
Kata cakap memiliki beberapa arti. Pertama dapat diartikan sebagai pandai atau mahir, kedua sebagai sanggup, dapat atau mampu melakukan sesuatu, dan ketiga sebagai mempunyai kemampuan dan kepandaian untuk mengerjakan sesuatu. Jadi kata kecakapan berarti suatu kepandaian, kemahiran, kesanggupan atau kemampuan yang dimiliki oleh seseorang untuk menyelesaikan sesuatu.
Oleh karena itu kecakapan untuk hidup ('life skills') dapat didefinisikan sebagai suatu kepandaian, kemahiran, kesanggupan atau kemampuan yang ada pada diri seseorang untuk menempuh perjalanan hidup atau untuk menjalani kehidupan, mulai dari masa kanak-kanak sampai dengan akhir hayatnya. Seperti diuraikan di atas, potensi untuk dapat mengembangkan kecakapan untuk hidup ini telah ada pada setiap orang sejak ia dilahirkan. Waktu yang diperlukan untuk mengembangkan potensi pada manusia relatif lebih lama dan pada waktu yang diperlukan oleh binatang, karena pada binatang lebih didominasi oleh naluri biologis. Sedangkan pada manusia di samping pengembangan naluri biologis masih diperlukan waktu persiapan yang lebih panjang untuk mengembangkan daya fisik, daya fikir, daya emosi dan daya spiritual yang terpadu menjadi daya kalbu.
Kemampuan kecakapan untuk menjalani kehidupan ini pada awalnya berkembang secara alamiah melalui pendidikan informal pada keluarga dan masyarakat. Kemudian secara formal upaya untuk mengembangkan dan memperkuat potensi yang telah ada ini dirancang dengan sistematis ke dalam suatu kurikulum untuk diberikan kepada anak didik melalui pendidikan di sekolah dengan alokasi waktu jam pelajaran tertentu pada setiap minggu, mulai dari Taman

2
Kanak-kanak, Sekolah Dasar, Sekolah Lanjutan Tingkat Pertama, Sekolah Menengah, sampai dengan Perguruan Tinggi. Berdasarkan hasil pendidikan informal yang diterima, hasil pengalaman yang diperoleh dan hasil pendidikan formal yang pemah diikuti dengan benar selama menempuh perjalanan hidup seseorang ternyata bahwa kemampuan kecakapan untuk hidup ini dapat berkembang terus menjadi semakin kuat dan meningkat dalam kearifannya untuk mengarungi samudera kehidupan.
Kemajuan ini masih dapat diupayakan untuk meningkat lagi dan akan menampakkan wujudnya dengan sesuatu yang disebut dengan mutu. Dan pengalaman-pengalaman baru yang diperoleh dalam memecahkan berbagai masalah selama mengarungi kehidupan ini akan dapat menempa dan memperkuat kemampuan itu sehingga menjadi suatu mutu kehidupan untuk menghadapi berbagai persoalan kehidupan yang lebih sulit dan semakin rumit.
Mutu kehidupan itu pun masih dapat ditingkatkan lagi sampai ke puncaknya. Tingkat kemampuan kecakapan untuk hidup yang tertinggi adalah apabila dalam menempuh perjalanan hidup itu sendiri selalu dilandasi dengan rasa kasih sayang yang tulus kepada sesama. Lalu dijalani dan dihayati dengan penuh kepasrahan dan tawakkal untuk mengikuti aturan Sang Pencipta, dengan cara yang apa adanya, cara yang santun, cara yang ikhlas dan cara yang indah, sebagai suatu seni hidup yang disebut ’The Art of Life’.

B. Pendidikan kecakapan untuk hidup
Dalam hampir semua kegiatan untuk menjalani kehidupan, persoalan sehari-hari yang dihadapi oleh seseorang pada umumnya berkisar pada empat persoalan:
a, 'Personal Skills Education' adalah pendidikan kecakapan yang perlu diberikan

3
kepada anak didik agar dapat mengembangkan kemampuan berdialog secara baik dengan diri sendiri untuk mengaktualisasikan jati-dirinya sebagai manusia yang menjadi khalifah atau wakil Sang Pencipta di planet bumi ini.
b. 'Social Skills Education' adalah pendidikan kecakapan yang perlu diberikan kepada anak didik agar dapat mengembangkan kemampuan berdialog untuk bergaul secara baik dengan sesama manusia.
c. 'Environmental Skills Education' adalah pendidikan kecakapan yang perlu diberikan kepada anak didik agar dapat mengembangkan kemampuan berdialog secara baik dengan lingkungan alam sekitarnya, untuk menikmati keindahannya dan menjaganya dari kerusakan-kerusakan karena ulahnya sendiri atau oleh manusia lainnya, serta kemampuan untuk menjaga diri dari pengaruh-pengaruhnya.
d. 'Vocational atau Occupational Skills Education' adalah,pendidikan kecakapan yg perlu diberikan kepada anak didik agar dapat mengembangkan kemampuan untuk menguasai dan menyenangi jenis pekerjaan tertentu. Jenis pekerjaan tertentu ini bukan hanya merupakan pekerjaan utama yang akan ditekuni sebagai mata pencaharian,yaitu menjadi bekal untuk bekerja mencari nafkah yang halal yang merupakan salah satu kewajiban dalam menempuh perjalanan hidupnya di kelak kemudian hari. Jenis pekerjaan tertentu dapat juga merupakan pekerjaan yang hanya sekadar sebagai hobi.

C. Kecakapan untuk menemukan jati diri.
Personal skills' atau kecakapan untuk memahami dan menguasai diri sendiri, yaitu suatu kemampuan berdialog yang perlu dimiliki oleh seseorang untuk dapat mengaktualisasikan jati diri dan menemukan kepribadian dengan,cara menguasai

4

serta merawat raga dan sukma atau jasmani dan rohani.
Oleh karena itu pada dasarnya personal skills ini mencakup dua .macam kemampuan yang saling berpengaruh, yaitu kemampuan yang bersifat ragawi atau jasmani atau 'physical' dan kemampuan yang bersifat sukmawi atau rohani atau 'non-physical'. Kemampuan rohani ini dapat dikategorikan ke dalam tiga cabang kemampuan yang menyatu sebagai inti kemampuan kalbu yang bermoral pada diri seseorang, yaitu kemampuan yang bersifat intelektual, yang bersifat emosional, dan yang bersifat spiritual.
a. Kemampuan physical
Kemampuan physical dapat digambarkan sebagai kecakapan seseorang untuk menjaga kesehatan tubuh, raga atau jasmani sebagai tempat bersemayamnya roh. Orang bijak mengatakan bahwa di dalam tubuh yang sehat terdapat jiwa yang sehat. Kemampuan ini sangat penting untuk dikuasai oleh setiap orang agar dia dapat melaksanakan tugas dan fungsi untuk bergerak secara leluasa dan bebas hambatan dari tempat yang satu ke tempat lainnya. Hasil dari kemampuan physical ini adalah daya fisik yang prima pada diri seseorang. Wujud fisik yang prima antara lain adalah dapat menangkal berbagai kemungkinan datangnya bermacam-macam penyakit yang sewaktu-waktu dan secara leluasa ingin singgah ke dalam tubuhnya.Untuk itu diperlukan pendidikan dan latihan-latihan jasmani dan kesehatan.Kalau ada kelemahan, kesulitan atau hambatan dalam upaya penguasaan 'physical skills', maka titik berat penanganannya perlu dimintakan bantuan kepada ahli olah raga, ahli kesehatan atau kepada dokter.
b. Kemampuan intelektual
Kemampuan intelektual yang disebut juga kemampuan akal dapat

5
digambarkan sebagai kecakapan seseorang untuk menguasai cara berdialog dengan ilmu pengetahuan sebagai alat untuk dapat menguak misteri dari berbagai keberadaan alam fisik dan alam gaib yang telah disediakan oleh Sang Pencipta. Dengan menguasai ilmu pengetahuan, daya fikir seseorang menjadi semakin terlatih untuk menemukan sumber kebenaran,melalui kemampuan berbahasa, kemampuan berhitung dan melihat ruang, kemampuan menganalisis,dan,kemampuan,menganalogikan.Kemampuanberbahasaadalah,kemampuan,untuk,membaca,menulis,mendengarkan,bercerita, mengungkapkan gagasan dan berkomunikasi.
Hasil yang,diperoleh darikecakapan intelektual adalah daya intelektual,daya nalar atau daya fikir yang tajam pada diri seseorang yang membuahkan antara lain:
munculnya kemampuan daya kreatifitas untuk memecahkan masalah-masalah yang muncul dalam kehidupan sehari-hari, untuk menciptakan berbagai karya seni, untuk mewujudkan buah pikiran baik secara lisan maupun tertulis, dsb. Kalau ada kelemahan, kesulitan atau hambatan dalam upaya penguasaan kemampuan intelektual, maka titik berat penanganannya perlu dimintakan bantuan kepada ahli pendidikan atau kepada guru.

c. Kemampuan emosional
Kemampuan emosional yang disebut juga kemampuan rasa dapat digambarkan sebagai kecakapan seseorang untuk menguasai cara menghadapi, cara berhubungan atau cara berdialog dengan perasaannya sendiri sebagai ciptaan Tuhan yang diberi martabat mulia menjadi khalifah atau wakil Tuhan di planet bumi. Kecakapan untuk berdialog dengan perasaannya sendiri sangat diperlukan oleh seseorang untuk mampu meredam keinginan ego yang tidak terbatas dan

6
selalu ingin berkuasa, mampu menata kekesalan dan kemarahan. Hasil yang diperoleh dari kecakapan untuk berdialog dengan perasaan secara umum adalah pemahaman tentang diri sendiri yang memiliki berbagai macam kelemahan dan kekurangan, akan tetapi juga memiliki beragam kekuatan dan kelebihan.
Kemampuan emosional juga dapat menghasilkan daya perasaan pada diri seseorang yang dapat berwujud antara lain: bercita-cita, bersikap toleran, tidak sombong, menurut aturan, komitmen yang kuat, rendah hati, menerima kekurangan, perasaan kasih, perasaan sayang, perasaan cinta, perasaan suka, perasaan duka, perasaan simpati, perasaan empati, solidaritas, dsb. Untuk itu diperlukan pendidikan dan latihan perasaan yang disebut olah rasa di dalam diri seseorang yang diharapkan melengkapi fungsi panca inderanya. Kalau ada kelemahan, kesulitan atau hambatan dalam upaya penguasaan kemampuan emosional, maka titik berat penanganannya perlu dimintakan bantuan kepada ahli kejiwaan, kepada psikolog atau kepada psikiater.

d. Kemampuan spiritual
Kemampuan spiritual, pertama dapat digambarkan sebagai kecakapan seseorang untuk menguasai cara menghadapi, cara berhubungan atau cara berdialog dengan Tuhan sebagai Sang Pencipta atau Al-khalik, yang kasih sayangNya tidak bertepi karena sangat luasnya dan juga tidak berdasar karena teramat dalamnya, sesuai dengan ajaran agama yang dianutnya. Kecakapan untuk berdialog dengan Tuhan melalui penyembahan, melalui berbagai usaha dan upaya sebagai ibadah, melalui doa, melalui keikhlasan untuk menurut kepada aturan-Nya, baik yang berupa perintah maupun yang berupa larangan, mensyukuri berbagai

7
karunia yang telah diterima, bersabar untuk menerima cobaan yang dialami dalam kehidupan, dan bersikap tawakkal atas semua ketentuan-Nya, sangat diperlukan oleh seseorang untuk memperoleh ridho Tuhan.
Kedua sebagai kecakapan untuk berdialog dengan ayat-ayat Tuhan baik yang tertulis di dalam Kitab-kitab Suci maupun yang tidak tertulis pada semua wujud ciptaanNya.
Dalam bahasa sehari-hari kecakapan untuk berdialog agar dapat memperoleh ridho dari Sang Pencipta ini disebut sebagai kemampuan untuk hablun minallah.
Hasil yang diperoleh dari kecakapan spiritual adalah daya spiritual pada diri seseorang sehingga mampu berdzikir yaitu ingat kepada Tuhan yang dapat berwujud antara lain dalam iman doa syukur sabar tawakkal ketulus ikhlasan, optimisme idealisme dedikasi kerja keras menerima kegagalan menghayati perhatian dan pengawasan Tuhan menaruh pengharapan kepada Tuhan, berpikir untuk jangka panjang, dsb. Kalau ada kelemahan, kesulitan atau hambatan dalam mengembangkan kemampuan spiritual, maka titik berat penanganannya perlu dimintakan bantuan kepada ahli keagamaan atau kepada rohaniwan. Keseimbangan yang terpadu melebur dan menyatu antara kemampuan intelektual, kemampuan emosional dan kemampuan spiritual itulah yang dapat menghasilkan inti nilai-nilai moral yang tercermin pada diri seseorang sebagai kalbu yang bermoral.






8
BAB 111
PENUTUP

A. Kesimpulan
Dari uraian dan pembahasan diatas kami dapat menarik kesimpulan bahwa:
Negara dan bangsa menciptakan sekolah sebagai tempat untuk mengembangkan potensi kecakapan untuk hidup (life skills). Dan anak-anak bangsanya di didik dengan cara yang lebih sistematis dan terarah melalui pendidikan formal. tugas sekolah sebagai subsistem pendidikan adalah melaksanakan pendidikan formal untuk mengembangkan potensi kecakapan untuk hidup, bersaing bersama-sama dengan bangsa-bangsa lain.
B. SARAN
Penulis menyadari bahwa makalah ini masih banyak kekurangan. Oleh karena itu, penulis mengharap saran dan kritik pembaca yang bersifat membangun agar pembuatan makalah berikutnya menjadi lebih baik.













9

DAFTAR PUSTAKA
A.Malik tachir,dkk.1988.Memahami cara belajar aktif.Jakarta:Rosda Jayaputra.
Muhibbin.Syah.1995.Psikologi Pendidikan suatu pendekatan baru.Bandung:Remaja Rosdakarya.
Oemar.Hamalik.1983.Mengajar Azas,metode,teknik,1- 11.Bandung:Pustaka Martiana.

0 komentar:

Template by : kendhin x-template.blogspot.com