Kamis, 24 Februari 2011

kisah nabi Isa A.S

Kisah Nabi Ismail A.S
• Ismail dan ibunya ditinggalkan di Mekah
Setelah berminggu-minggu berada dalam perjalanan jauh yang memenatkan. Tibalah pada akhirnya Nabi Ibrahim bersama Ismail dan ibunya di Mekah kota suci dimana Kahbah didirikan dan menjadi pujaan manusia dari seluruh dunia. Di tempat dimana Masjidil Haram sekarang berada, berhentilah unta Nabi Ibrahim mengakiri perjalanan dan di situlah ia meninggalkan Hajar bersama putranya dengan hanya dibekali dengan serantang bekal
makanan dan minuman sedangkan keadaan sekitarnya tidak ada tumbuh-tumbuhan, tidak ada air mengalir, yang terlihat hanyalah batu dan pasir kering. Alangkah sedih dan cemasnya Hajar ketika akan ditinggalkan oleh Ibrahim seorang diri bersama dengan anaknya yang masih kecil di tempat yang sunyi senyap dari segala-galanya kecuali batu gunung dan pasir. Ia seraya merintih dan menangis, memegang kuat-kuat baju Ibrahim memohon belas kasihannya, janganlah ia ditinggalkan seorang diri di tempat yang kosong itu, tiada seorang manusia, tiada seekor binatang, tiada pohon dan tidak terlihat pula air mengalir, sedangkan ia masih menanggung beban mengasuh anak kecil yang masih menyusu.
Nabi Ibrahim mendengar keluh kesah Hajar merasa tidak bergamak meninggalkannya seorang diri di tempat itu bersama puteranya yang sangay disayangi akan tetapi ia sadar bahwa apa yang telah dilakukannya itu adalah kehendak Allah SWT yang tentu mengandung hikmat yang masih terselubung baginya dan ia sadar pula bahwa Allah akan melindungi Ismail dan ibunya dalam tempat penasingan itu dan segala kesukaran dan penderitaan.

• Mata air Zamzam
Sepeninggal Nabi Ibrahim tinggalah Hajar dan puteranya di tempat yang tepencil dan sunyi itu. Ia harus menerima nasib yang telah ditakdirkan oleh Allah atas dirinya dengan kesabaran dan keyakinan penuh akan perlindungan-Nya. Bekalan makanan dan minuman yang dibawanya dalam perjalanan pada akhirnya habis dimakan selama beberapa hari sepeninggalan Nabi Ibrahim. Maka mulailah terasa oleh Hajar beratnya beban hidup yang harus ditanggungnya sendiri tanpa bantuan suaminya. Ia masih harus meneteki anaknya, namun air teteknya makin lama makin mongering disebabkan kekurangan makan. Anak yang tidak dapat minuman yang memuaskan daritetek ibunya mulai menjadi cerewet dan tidak henti-hentinya menangis. Ibunya menjadi panik, bingung dan cemas mendengar tangisan anaknya yang sangat menyayat hati itu. Ia menoleh ke kanan dan ke kiri serta lari ke sana ke sini mencari sesuap makanan atau seteguk air yang dapat meringankan kelaparannya dan meredakan tangisan anaknya, namun sia-sialah usahanya. Ia pergi berlari harwalah menuju bukit Shafa ia melihat bayangan air yang mengalir di atas bukit marwah dan larilah ia berharwah ke tempat itu namun teryata bahawa yang disangkanya air adalah fatomorgana { bayangan } belaka dan kembalilah ke bukit shafa karena mendengar seakan - akan ada suara yang memanggilnya tetapi gagal dan melesetlah duganya. Demikianlah maka karena dorongan hajat hidupnya dan hidup anaknya yang sangat disayangi, Hajar mondar- mandir berlari sampai tuju kali antara bikit Marwa sampai Shafa yang pada akhirnya ia duduk termenung merasa penat dan hampir berputus asa.
Diriwayatkan wahwa selagi Hajar berada dalam keadaan tidak berdaya dan hampir berputus asa kecuali dengan rahmat Alllah dan pertolongan-Nya datanglah kepadanya malaikat Jibri bertanya:” Siapakah sebenarnya engkau ini?”” Aku adalah hamba sahaya Ibrahim”.. Jawab Hajar. Lalu berkata Jibril:” Jika demikian, maka engkau telah dititipkan kepada Dzat Yang Maha Pemurah lagi Maha Pengasih, yang akan melindungimu, mencukupi keperluaan hidupmu dan tidak akan mensia-siakan kepercayaan ayah puteramu kepada-Nya.”
Kemudian diajaknya Hajar mengikutinya pergi kesuatu tempat di mana Jibril menginjakkan kakinya kuat-kuat di atas tanah dan segeralah memuncar dari bekas telapak kaki itu air yang jernih dengan kuasa Allah. Itulah dia mata air Zamzam yang hingga kini di anggap keramat oleh jamaah haji, alangkah gembiranya dan lega dada Hajar melihat air yang mancur itu. Segeralah ia membasahi bibir puteranya dengan air keramat itu dan segeralah terlihat wajah puteranya segar kembali, demikian pula wajah si ibu yang merasa sangat bahagia dengan datangnya mukjizat dari Tuhan yang mengembalikan kesegaran hidup kepadanya dan kepada puteranya sesudah dibayang-bayangi oleh bayangan mati kelaparan yang mencekam dada.

• Nabi Ismail sebagai Qurban
Nabi Ibrahim dari masa ke masa pergi ke Mekah untuk mengunjungi dan menjenguk Ismail di tempat pengasingannya bagi menghilangkan rasa rindu hatinya kepeda puteranya yang ia sayangi serta menenangkan hatinya yang selalu rungsing bila mengenangkan keadaan puteranya bersama ibunya yang ditinggalkan di tempat yang tandus, jauh dari masyarakat kota dan pergaulan umum.
Sewaktu Nabi Ismail mencapai usia remaja Nabi Ibrahim mendapat mimpi bahwa ia harus menyembelih Ismail puteranya. Dan mimpi seorang Nabi adalah salah satu dari cara-cara turunnya wahyu Allah, maka perintah yang diterimanya dalam mimpi itu harus dilaksanakan Nabi Ibrahim. Ia duduk sejurus termenung memikirkan ujian yang maha berat yang ia hadapi. Sebagai seorang ayah yang dikaruniai seorang putera yang sejak puluhan tahun diharap-harapkan dan didambakan, seorang putera yang telah mencapai usia di mana jasa-jasanya sudah dapat dimanfaatkan oleh si ayah, seorang putera yang diharapkan menjadi pewarisnya dan penyampung kelangsungan keturunannya, tba-tiba harus dijadikan qurban dan harus direnggut nyawa oleh tangan si ayah sendiri.
Namun ia sebagai seorang Nabi, pesuruh Allah dan pembawa agama yang seharusnya menjadi contoh dan teladan bagi para pengikutnya dalam bertaat kepada Allah, menjalankan segala perintahnya dan menempatkan cinta kepada Allah di atas cintanya kepada anak, istri, harta benda dan lain-lain. Ia harus melaksanakan perintah Allah yang diwahyukan kepadanya melalui mimpinya, apapun yang akan terjadi sebagai akibat pelaksanaan perintah itu.
Sungguh sangat berat ujian yang dihadapi oleh Nabi Ibrahim, namun sesuai dengan firman Allah yang bermaksut:” Allah lebih mengetahui dimana dan kepada siapa Dia mengamanatkan risalah-Nya.” Nabi Ibrahim tidak membuang masa lagi, berazam(niat) tetap akan menyembilih Nabi Ismail puteranya sebagai qurban sesuai dengan perintah Allah yang yang telah diterimanya. Dan berangkatlah serta merta Nabi Ibrahim menuju ke Mekah untuk menemui dan menyampaikan kepada puteranya apa Allah perintahkan.
Saat penyembelihan yang mengerikan telah tiba. Diikatlah kedua tangan dan kaki Ismail, dibaringkan ia di atas lantai, lalu diambilah parang tajam yang sudah tersedia dan sambil memegang parang ditangannya, kedua mata Nabi Ibrahim yang tergenang air berpindah memandang dari wajah puteranya ke parang yang mengilap di tangannya, seakan-akan pada masa itu hati beliau menjadi tempat pertarungan antara perasaan seorang ayah di satu pihak dan kewajiban seorang Rosul di satu pihak yang lain. Pada akhirnya dengan memejamkan matanya, parang diletakkan pada leher Nabi Ismail dan penyembelihan di lakukan. Akan tetapi apa daya, parang yang sudah sedemikiaan tajamnyamenjadi tumpul di leher Ismail dan tidak dapat berfungsi sebagaimana mestinya dan sebagaimana diharapkan.
Kejadian tersebut merupakan suatu mukjizat dari Allah yang menegaskan bahwa perintah pengorbanan Ismail itu hanya suatu ujian bagi Nabi Ibrahim dan Nabi Ismail sampai sejauh mana cinta dan taat mereka kepada Allah. Dalam keadaan bingung dan sedih hati, harena gagal dalam usahanya menyembelih puteranya, datanglah Nabi Ibrahim wahyu allah dengan firmanya: “ Wahai Ibrahim ! engkau telah berhasil melaksanakan mimpimu demikianya Kami akan membalas orang-orang yang berbuat kebajikan.” Kemudian sebagai tebusan ganti nyawa Ismail telah diselamatkan itu, Allah memerintahkan Nabi Ibrahim menyembelih seekor kambing yang telah tersedia di sampingnya dan segera dipotong leher itu oleh beliau dengan parang yang tumpul itu di leher Nabi Ismail itu. Dan inilah asal permulaan sunah berqurban yang dilakukan oleh umat islam pada tiap hari raya idul adha di seluruh pelosok dunia.

0 komentar:

Template by : kendhin x-template.blogspot.com