SENJAPUN KECIL, KOTAPUN JADI PUTIH
Sejapun jadi kecil
Kotapun jadi putih
Di subway
Aku tak tahu saatpun sampai
Ketika berayun musim
Dari sayap langit yang beku
Ketika burung-burung, di rumput dingin
Terhenti mempermainkan waktu
Ketika kita berdiri sunyi
Pada dinding biru ini
Menghitung ketidak-pastian dan bahagia
Menunggu seluruh usia
Jangan Lagi Engkau Berdiri
Jangan lagi engkau berdiri
Di jendela-jendela sunyi dan kelam kali
Jangan lagi engkau tak mengerti
Sajak apakah yang tinggal sendiri
Sajak yang ada mendengar bumi, bumi yang letih
Sajak yang ada mendengar hidup, hidup menagih
Sajak yang ada melihat abad, abad yang bersih
Bagaikan bulan yang timbul: memutih-putih
info koran dan majalah
untuk membaca koran,klik disini: jawa Pos, Kompas, Solo Pos, Republika, Radar Madiun, Cermin Ngawi, Horison,
Archive
-
▼
2011
(30)
-
▼
Maret
(18)
- puisi eka budianto
- puisi toto sudarto bachtiar
- puisi Hamid Jabbar
- puisi afrizal malna
- puisi Kirdjomuljo
- puisi slamet sukirnanto
- puisi leon agusta
- puisi nasjah djamin
- puisi umar kayam
- puisi Prof. Dr. Kuntowijoyo
- puisi Goenawan Soesatyo Mohamad
- Puisi Sapardi Djoko Damono
- Download Smadav 2011 Rev.8.4
- Puisi Abdul Hadi WM
- Puisi Sutardji Calzoum Bachri
- puisi taufiq ismail
- Penyair Angkatan 45
- Penyair Pujangga Baru
-
▼
Maret
(18)
About Me
Daftar Isi
google translate
Rabu, 30 Maret 2011
puisi Goenawan Soesatyo Mohamad
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
0 komentar:
Posting Komentar